Jumat, 14 Januari 2011

BERHATI-HATILAH MENGERJAKAN SHALAT

Kita sebagai ummat Islam wajib selalu berhubungan dengan Allah. Allah telah memberikan jalan bagaimana setiap perubahan waktu, minimal 5 kali setiap hari, manusia harus mengadakan dialog dengan Allah dengan merasa bahwa dirinya hanya bergantung kepada Allah. Tanpa pertolongan Allah, dirinya tidak bisa mengadakan aktifitas apapun, dan bahkan tidak akan bisa hidup di dunia ini. Hubungan semacam ini disebut shalat. Shalat yang dikehendaki oleh Allah adalah menurut tata cara dan tertib Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah telah mecontohkan dalam seumur hidupnya, yaitu shalat dengan berjama’ah, di awal waktu dan di tempat dimana adzan dikumandangkan (di masjid)/mushalla). Orang-orang jaman dahulu sering memberikan nasehat agar berhati-hati dalam mengerjakan shalat, karena shalat itu titik pertahanan terakhir agama. Walaupun sudah mengerjakan shalat, dan istiqomah dalam mengerjakannya, siapa tahu sesungguhnya dia tidak melakukan shalat sebagaimana yang diajarkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Sebuah hadits mengatakan :
"Seorang shalat selama 60 tahun, tapi sebenarnya tidak ada shalat baginya sedikitpun. Lalu ditanya: Kenapa begitu? berkata Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam: Disempurnakan rukunya’, tetapi sujudnya tidak sempurna; disempurnakan sujudnya, tetapi ruku’nya tidak sempurna. "
Dan sebuah khabar pula dari Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu :
 "Bahwa ia melihat seorang shalat, tapi tidak sempurna ruku’ dan tidak pula sujudnya. Berkatalah Hudzaifah: Sudah sejak berapa lama engkau shalat begitu? Orang itu menjawab : Sejak 40 Tahun. Berkata Hudzaifah: Engkau tidak shalat. Bila engkau mati (sebelum bertaubat dan memperbaiki cara shalatmu), engkau mati tidak dalam keadaan fitrah (suci)."
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari tanpa menyebutkan 40 tahun karena Hudzaifah meninggal tahun 35 H, sedang shalat baru diwajibkan 1 tahun sebelum Hijrah, maka tidak mungkin di saat Hudzaifah hidup ada orang yang sudah shalat selama 40 tahun. Mungkin kata-kata 40 tahun di sini, adalah kata-kata secara mubalaghah (diekstremkan) seperti juga dalam Al-Quran surat At-Taubah : 80, artinya :
"Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuhpuluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka "
Khabar dari Abdullah Ibnu Mas'ud radhiyallaahu ‘anhu :
"Suatu hari ketika ia sedang bercakap-cakap dengan sahabat-sahabatnya, tiba-tiba ia memutuskan pembicaraan. Para sahabat bertanya: Kenapa engkau memutuskan pembicaraan engkau hai Abu ‘Abdurrahman! la menjawab: Aku bermimpi melihat sesuatu yang menarik. Aku lihat dua orang laki-laki. Yang seorang, Allah subhaanahuu wa ta’aalaa tidak melihat kepadanya, sedang yang seorang lagi tidak diterima shalatnya. Para sahabat bertanya: Siapa kedua orang itu? ]awab Ibnu Mas'ud: Orang yang tidak dilihat oleh Allah subhaanahuu wa ta’aalaa itu ialah orang yang berjalan dengan sombong. Sedangkan orang yang tidak diterima shalatnya ialah orang yang shatat tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar